Memaksimalkan Potensi Kerja Fleksibel: Kelebihan AI dalam Kolaborasi dan Kreativitas
Kini, kita mengalami transformasi dalam cara kita bekerja. Mulai dari bekerja secara hybrid bahkan bekerja secara fleksibel secara waktu maupun tempat. Kelebihan artificial intelligence sebagai teknologi yang digunakan membantu mendukung transformasi ini bergerak semakin cepat.
Economist Impact bekerja sama dengan Google Workspace untuk melakukan program penelitian dengan tujuan untuk membuat pekerjaan lebih berfokus pada manusia. Di tahun 2023, Economist Impact melakukan penelitian kepada 900 bisnis di 12 negara tentang model kerja fleksibel.
Hasilnya, kelebihan artificial intelligence mampu membuat organisasi dapat mengukur kembali seperti apa pekerjaan yang dilakukan sehingga menciptakan perubahan besar yang positif untuk jutaan pekerja.
Perubahan dalam cara bekerja membuat organisasi mengalami tantangan tersendiri. Terdapat empat pilar yang dirancang oleh Economist Impact sebagai barometer untuk mengukur keadaan kerja secara fleksibel, yaitu budaya dan strategi, desain kebijakan kerja, penerapan, dan evaluasi dan perbaikan.
Tantangan terbesar dalam adopsi cara kerja fleksibel ini adalah budaya tempat kerja dan penerapannya.
Berikut adalah tantangan terbesar dari penerapan cara kerja fleksibel:
- Kurangnya kolaborasi real-time di antara orang-orang yang bekerja dengan zona waktu yang berbeda.
- Tidak adanya hubungan antara karyawan baru dan karyawan yang sudah ada
- Ketidakefisienan atau kelelahan karena banyaknya meeting
- Kurangnya visibilitas atau informasi karena bekerja secara fleksibel
- Hambatan atau ketidakefisienan dalam kolaborasi di antara karyawan yang bekerja lintas lokasi dan zona waktu.
Tantangan-tantangan di atas juga membuat kurangnya kepercayaan antara manajer dan bawahan langsung, begitu pula sebaliknya.
Saat perusahaan mengadopsi kerja fleksibel, diperlukan teknologi yang mampu menghubungkan karyawan yang berada di berbagai lokasi. Namun, terdapat dua tantangan terbesar untuk kerja fleksibel terkait dengan teknologi, yaitu:
- Alat teknologi yang buruk/sedikit untuk mendukung kolaborasi.
- Akses tidak setara ke alat teknologi di antara karyawan dari berbagai wilayah.
Untuk menjembatani kesenjangan ini serta mendorong kolaborasi yang aman, perusahaan memerlukan teknologi yang dapat digunakan oleh semua karyawan. Alat yang digunakan harus mudah dipelajari dan mudah digunakan untuk mobilitas.
Teknologi ini juga harus mendorong partisipasi yang lebih luas dan inklusif dari berbagai karyawan, tidak peduli di mana mereka berada atau peran apa yang mereka miliki dalam perusahaan. Ini termasuk memastikan bahwa suara-suara dari berbagai latar belakang, disiplin ilmu, dan lokasi geografis terdengar dan dihargai.
Kelebihan Artificial Intelligence di Era Kerja Baru
Banyak para pebisnis yang melihat kelebihan artificial intelligence dan tertarik untuk berinvestasi dalam AI. Mereka percaya bahwa manusia akan tetap bekerja dengan baik, dengan AI berperan untuk mendukung dan menghilangkan tugas-tugas manual, serta berkontribusi pada peningkatan inovasi dan kreativitas.
Generative AI menggunakan data dan model machine learning untuk menciptakan berbagai konten, mulai dari gambar, teks, dan musik yang memicu inovasi dan kreativitas. Teknologi ini memudahkan organisasi untuk menghasilkan ide baru dan memberikan karyawan waktu fokus pada pekerjaan utama mereka.
AI tidak menggantikan kecerdasan manusia, tapi AI menjadi mitra kolaborasi, sumber inspirasi, dan peningkat produktivitas kerja.
Baca juga: Perkembangan AI Membantu Engineer dalam Mengatasi Masalah Lingkungan
Berikut ini yang AI dapat lakukan untuk mendukung pekerjaan.
Fleksibilitas dalam Kolaborasi
Dengan perbedaan tempat, zona waktu, dan cara kerja, dalam satu tim mungkin merasa sulit untuk berkolaborasi dan membuat keputusan bersama secara real-time. Duet AI dalam Google Workspace adalah salah satu fitur yang dapat membantu masalah tersebut.
Dalam Google Meet, Duet AI dapat menuliskan catatan rapat dan membuat action plan. Lalu, catatan tersebut akan dikirimkan pada peserta yang tidak hadir.
Duet AI di Google Chat juga menjadi kolaborator yang sangat baik. Fitur ini mampu merekomendasikan file yang dibutuhkan, mengirim pengingat tugas dan tenggat waktu, dan menyediakan ringkasan percakapan yang terlewat.
Inovasi
Brainstorming sangat dibutuhkan untuk memunculkan ide-ide baru. Visualisasi ide juga dapat membantu untuk memantik pemikiran di tahap awal seperti fitur help me visualize pada Duet AI.
Hal ini dapat digunakan untuk membantu tim marketing mengembangkan desain campaign penjualan mereka. Jika ada yang kurang disukai dari hasil visual ini, Anda dapat dengan mudah menyesuaikan detail, ide, dan menghasilkan gambar baru.
Kreativitas
Duet AI mampu membantu menangani tugas rutin seperti ringkasan email, rencana proyek, dan dokumentasi. Anda juga dapat menggunakan Duet AI berdasarkan prompt yang Anda butuhkan dalam sekian detik. Suatu tim dapat menggunakan Duet AI untuk merenungkan ide yang paling mereka sukai agar menginspirasi kreativitas mereka lebih dalam lagi.
Dengan cara bekerja yang baru, Duet AI membantu Anda untuk mengerjakan tugas dan membantu Anda fokus pada pekerjaan yang dapat Anda nikmati untuk menghasilkan yang terbaik. Duet AI menjadi teknologi yang manusiawi dengan tetap menggunakan kreativitas, kecerdikan, dan keahlian manusia namun tetap membantu mempermudah pekerjaan manusia dengan fiturnya.
Tertarik menggunakan Duet AI untuk perusahaan Anda? Hubungi tim PointStar sekarang untuk implementasi teknologi AI di perusahaan Anda!